Rabu, 02 Mei 2012

Mewaspadai Angin Duduk


Seringkali kita mendengar berita ada orang meninggal setelah kena angin duduk, ataupun setelah dikerokin karena masuk angin tiba-tiba meninggal.

Istilah angin duduk sebenarnya tidak ada dalam dunia Kedokteran. Namun masyarakat sering menggunakan istilah angin duduk sebagai masuk angin yang berbahaya dan dapat mematikan secara tiba-tiba dalam keadaan duduk sehabis dikerokin. Sebetulnya yang dimaksud “Angin duduk” merupakan serangan jantung akut yang mengakibatkan sesak napas, namun masyarakat menganggapnya masuk angin sehingga hanya dikerok saja. 

Angin duduk atau angina berhubungan dengan jantung, dikenal dengan istilah Angina Pectoris yang ditandai dengan rasa nyeri pada dada sebelah kiri. Jantung terletak pada bagian dalam dada kiri. Bila jantung terhambat aliran darahnya maka akan kekurangan Oksigen yang menyebabkan rasa nyeri di dada kiri. Kekurangan oksigen karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah di sekitar jantung yang membawa oksigen, jadi jumlah oksigen berkurang atau adanya aktivitas berat yang mengakibatkan lonjakan kebutuhan oksigen yang lebih dari biasanya seperti saat olahraga, mendaki gunung, saat mengalami stres.

Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa sakit dada yang khas seperti ditekan atau terasa berat didada, tembus kea rah punggung seringkali menjalar ke lengan kiri atau leher diikuti rasa terbakar dan sesak nafas, keringat dingin, nyeri ulu hati, biasanya pada saat melakukan aktifitas dan hilang saat aktifitas dihentikan. Perasaan seperti diikat dan ditekan bermula di tengah dada menyebar ke rahang bawah, permukaan dalam tangan kiri, jari manis dan kelingking.

Penyebab angina pectoris adalah akibat suplai oksigen dalam darah untuk sel-sel miokardium (otot jantung) tidak mencukupi. Jantung memerlukan darah yang mengandung oksigen untuk energi sehingga jantung bisa memompa darah ke seluruh tubuh. Karena penyempitan pembuluh darah jantung maka suplai darah berkurang. Biasanya berkaitan dengan: aterosklerosis (timbunan lemak dalam pembuluh darah), thrombosis (sumbatan oleh sel beku darah), vasokonstriksi dan spasme koroner (penyempitan akibat kejang otot jantung), aortitis (infeksi pembuluh aorta), anemia yang jelas, pasca terapi hipertiroidisme, insufisiensi atau hipertrofi kardiomiopati (kekurangan aliran darah atau pembesaran jantung)

Komplikasinya bisa berupa unstable angina, infark miocard (kematian jaringan otot jantung), aritmia (jantung tak berirama) bahkan sudden death (kematian mendadak). Diagnosa pasti dengan rekam jantung (EKG=Elektrokardiogram) terdapat segmen ST depresi lebih dari 1 mm.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pengendalian faktor resiko seperti peningkatan kadar lemak darah, hipertensi, merokok, diabetes (kencing manis), diet tinggi lemak kolesterol, diet tinggi kalori. Bila sudah tahu menderita gangguan jantung sebaiknya membawa obatnya kemana-mana. Tentu saja POLA HIDUP SEHAT sangatlah penting seperti pemilihan makanan, pengaturan olahraga dan istirahat, tidak merokok dan tidak dekat-dekat orang yang sedang merokok, pengendalian stress, pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan darah di laboratorium, EKG dll secara rutin. Bagi pekerja berat, orang yang tak kenal lelah, hiperaktif, orang yang tidak pernah berolahraga, yang suka makan kolesterol tinggi, obesitas (kegemukan), stress berat bisa jadi pemicu serangan jantung akut ini. Segeralah merubah gaya hidup menjadi pola hidup sehat.

Jadi angin duduk bukan sekedar masuk angin tetapi merupakan tanda gejala serangan jantung yang bila terlambat pertolongannya bisa fatal. Bila terserang Angina Pectoris segeralah ke UGD.

Script by dr. Patricia H. ©2011.03.15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

            

Need something

Creative Commons License
Paguyuban Lansia Santa Monica by DeeColoay is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.
Based on a work at stmonicahkyt.blogspot.com
.