Jumat, 27 April 2012

Cacingan


Wah! Ternyata dijaman kemajuan tehnologi tidak diimbangi dengan perubahan tingkah laku terutama dalam bidang kesehatan, terbukti masih banyak orang memerlukan obat cacing, di warung-warung dan di toko-toko obat serta apotek, obat cacing masih laris manis. Entah karena memang cacingan atau ingin mencegah supaya tidak cacingan karena suka yang jorok-jorok. Seperti diketahui cacing senang tinggal di tempat yang kotor dan lembab, maka penyakit cacingan sering terjadi pada masyarakat yang tinggal di tempat kumuh atau yang kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. 

Perantaranya bermacam-macam, bisa lewat makanan yang kurang hygienis dan kurang matang, tangan & kuku yang kotor, kaki yang menginjak tanah yang mengandung larva cacing. Tanpa disadari telur atau larva cacing melekat pada kuku dan sela-sela jari yang kotor ataupun menempel pada makanan yang dikonsumsi sehingga menyebabkan gangguan pencernaan. Ada pula larva cacing langsung masuk ke pori-pori telapak kaki. Maka hendaklah memakai alas kaki terutama di tempat lembab dan kotor.

Penyakit cacingan antara lain:

1. Askariasis.
Penyebabnya yaitu cacing Ascaris Lumbricoides (cacing gelang) berbentuk seperti gelang dengan panjang 6-13 mm seperti kabel listrik putih. Setelah telur cacing tertelan lalu menetas menjadi larva yang dapat masuk ke pembuluh darah sehingga menjalar ke paru-paru dan menimbulkan batuk, demam serta radang paru-paru. Cacing betina mampu bertelur hingga 200 ribu butir perhari. Cacing dewasa hidup dan mengisap sari makanan di usus halus dan dapat masuk ke usus buntu yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan radang usus maupun pecahnya usus buntu dan berakhir dengan kematian. Gejala yang dirasakan bila ada cacing gelang dalam tubuh adalah: tidak ada nafsu makan, perut membuncit seperti busunglapar, mual, demam, kejang perut diselingi diare, faeces bercampur darah dan lendir, badan kurus, wajah pucat karena anemia.

2. Trikuriasis.
Penyebabnya yaitu cacing cambuk (Trichiuris trichiura) berukuran 4-5 cm dengan ekor membulat pada cacing betina dan ekor melingkar pada cacing jantan. Telur cacing berukuran 50-54 mikron bila tertelan akan menginfeksi usus. Cacing dapat ditemukan di seluruh permukaan usus besar dan rektum. Gejalanya: nyeri ulu hati, nafsu makan hilang, mual, muntah, diare atau sembelit.

3. Enterobiasis atau Oksiuriasis.
Terutama menyerang anak-anak. Penyebabnya yaitu cacing kremi (Enterobius vermicularis). Infeksi melalui telur cacing yang pindah dari daerah sekitar anus ke pakaian, sprei atau makanan anak, ke jari lalu ke mulut dan tertelan, dapat juga telur terhirup dari udara lalu tertelan. Setelah telur terelan akan menjadi larva di usus kecil dalam 2-6 minggu tumbuh menjdi cacing dewasa di usus besar. Cacing betina dewasa bergerak ke sekitar anus biasanya pada malam hari untuk menyimpan telurnya di dalam lipatan kulit anus penderita, terasa lengket dan gatal. Telur cacing ini dapat hidup diluar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan normal. Gejala: gatal sekitar anus terutama malam hari, anak rewel, nafsu makan berkurang, rasa gataldapat menjalar ke vagina pada anak perempuan, kulit sekitar anus lecet kasar dan infeksi akibat garukan. Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus setelah anak tertidur, berwarna putih seperti parutan kelapa dan aktif bergerak. Bila ada yang kena cacing kremi, maka seluruh orang yang tinggal serumah juga harus minum obat karena cepat menular. Disamping itu memperhatikan kebersihan tangan, mencuci sprei 2 kali per minggu, mencuci jamban setiap hari, menghindari penggarukan anus karena bisa mencemati kuku atau barang yang dipegang dengan memakai krim anti gatal di daerah anus. Sampai kurang lebih 6 minggu diperkirakan telur cacing sudah terbasmi.

4. Nekatoriasis dan Ancylostomiasis.
Penyebab: cacing tambang (Nekator Americanus dan Ancylostoma duodenale) menginfeksi manusia di sekitar pertambangan dan perkebunan, hidup di usus halus dengan mulut melekat pada dinding usus. Cacing betina dapat bertelur hingga 28.000 per hari. Telur keluar bersama faeces dan dalam waktu 1 – 1,5 hari menjadi larva rhabditiform yang dalam 3 hari berubah menjadi lava filariform yang dapat menembus kulit kaki manusia mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh dan ke usus larva akan menjadi cacing dewasa yang dapat mengisap darah sampai 1 cc per hari, sangat berbahaya karena menimbulkan anemia. Gejala: gangguan pencernaan, mual, muntah, diare, nyeri ulu hati, pusing, nyeri kepala,lemas, letih, lesu, anemia, gatal pada daerah masuknya cacing, berat badan menurun. Infeksi dapat dihindari dengan menggunakan alas kaki, selalu mencuci tangan setelah b a b dan sebelum memegang makanan, gunakan desinfektan pada tempat buang air besar, jangan b ab di kebun.

5. Taeniasis dan Sistiserkosis.
Penyebab: cacing pita (Taenia solium(babi), Taenia saginata(sapi), Taenia asiatica. Sistiserkosis disebabkan sistiserkus yaitu larva Taenia Solium. Paling berbahaya karena bentuk cacing pipih seperti pita, panjang 3-10 meter dan walau dipotong-potong cacing ini masih bisa hidup, ditemukan dalam daging babi dan sapi dan menginfeksi manusia karena tidak matang pada waktu memasaknya. Infeksi juga bisa terjadi karena makanan, minuman dan lingkungan yang tercemar telur cacing pita. Gejala: bila b a b keluar segmen cacing di faeces, gatal pada anus, mual, pusing, sakit kepala, nafsu makan meningkat karena merasa lapar tapi tubuh lemah, diare, sembelit, berat badan menurun, muntah, pegal=pegal otot, sakit perut, kejang, gelisah, gatal=-gatal, gangguan pernafasan. Larva Taenia solium dapat menyebabkan neurosistiserkosis merupakan faktot resiko penyebab stroke. Daging babi yang tercemar oleh telur cacing pita dari kotoran babi dan tidak dimasak sampai matang memicu tumbuhnya cacing di otak. Bila sudah memasuki percabangan otak maka harus dilakukan operasi untuk mengambil cacingnya untuk menyelamatkan pasien, tidak cukup hanya dengan minum obat saja. Untuk pencegahannya masaklah daging sampai matang, jaga kebersihan lingkungan dan air, pengawasan di rumah potong hewan.

Maka lebih baik mencegah daripada mengobati dengan cara:
  1. Kesadaran menumbuhkan perilaku hidup /bergaya hidup bersih dan sehat
  2. Selalu mencuci tangan dengan benar
  3. Mengolah makanan dengan baik
  4. Menjaga kebersihan lingkungan pemukiman
Apabila terkena cacingan, obati dengan benar, kontrol sembuh tidaknya dengan pemeriksaan faeces di laboratorium maupun rontgen dan sebagainya sesuai dengan kondisi dan penyakitnya. Berkonsultasilah dengan dokter anda!

Script by dr. Patricia H. ©2011.01.24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

            

Need something

Creative Commons License
Paguyuban Lansia Santa Monica by DeeColoay is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.
Based on a work at stmonicahkyt.blogspot.com
.