Sabtu, 10 Maret 2012

Waspadai Kematian Mendadak


Seringkali kita dikejutkan oleh berita kematian teman, tetangga atau keluarga yang belum lama berselang dalam keadaan “sehat”, yang sering disebut kematian mendadak (Sudden Cardiac Death) ialah kematian yang tidak terduga atau proses kematian yang terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Hampir 100% SCD adalah suatu kematian aritmik terjadi akibat timbulnya gangguan irama jantung yang menyebabkan kegagalan sirkulasi / peredaran darah. SCD merupakan 50% dari seluruh kematian di negara maju atau di Indonesia didaerah perkotaan akibat gaya hidup yang serba instan dan cepat , junk food, merokok, kurang gerak dan tingkatan stress yang tinggi. 

Kematian mendadak dapat terjadi baik pada mereka yang telah diketahui menderita sakit jantung maupun pada mereka yang dianggap sehat-sehat saja selama ini (penyakit jantung silent). Penyakit jantung koroner(PJK) merupakan penyebab SCD tersering. Dalam 2 dekade belakangan ini tidak hanya pria atau lanjut usia yang terkena SCD namun dialami juga oleh wanita. Disebabkan karena kecenderungan meningkatnya wanita perokok, kelebihan berat badan (overweight atau obesitas), kurang waspadanya wanita terhadap gejala serangan jantung sehingga terlambat mendapat pertolongan. Pada penelitian-penelitian gejala pada wanita lebih sering mengeluh nyeri pada rahang atau leher dan bahu, mual, muntah, lemas atau kembung sehingga wanita tidak menyadari akan gejala yang tidak khas tersebut. Pada pria lebih sering mengalami gejala nyeri dada tipikal daerah kiri menjalar ke punggung yang sudah dikenali sebagai gejala serangan jantung. 

Faktor-faktor resiko SCD yang harus diwaspadai yaitu mereka yang sudah pernah kena serangan jantung, merokok, diabetes, hipertensi, obesitas , riwayat keluarga yang orangtuanya meninggal karena Penyakit Jantung Koroner sebelum usia 60 tahun. Penyakit Jantung Koroner merupakan istilah umum untuk semua bentuk kelainan myocardium/otot jantung yang disebabkan insufisiensi koroner/kekurangan alran darah jantung, 99% disebabkan oleh arteriosklerosis yang menyebabkan penyempitan a. coronaria (pembuluh darah dalam jantung). Akibat yang sangat buruk dari insufisiensi koroner ialah infark myocardium, serangan mendadak tanpa gejala pendahuluan, rasa nyeri yang sangat dan mendadak di bagian dada kiri dapat menjalar ke punggung kiri, lengan kiri atau geraham bawah. Sering rasa nyeri itu disertai rasa takut, rasa kehabisan tenaga, berkeringat, pusing, mual dan muntah.Tekanan darah biasanya menurun hinggga shock, sesak nafas, membiru, denyut jantung tak beraturan. Terjadi kelainan EKG (elektrokardiografi) yang sangat jelas. Kematian dapat terjadi 1 jam setelah serangan tergantung luasnya infark otot jantung. 

Upaya pencegahan SCD pada mereka yang mempunyai resiko adalah mengontrol dan menghilangkan faktor resiko PJK (Penyakit Jantung Koroner) : hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, merokok, dislipidemia, merupakan upaya pencegahan primer yang sangat penting. Mengelola dan mengobati penyakit2 tersebut dengan baik dan benar. Bagi yang sudah pernah terkena serangan jantung hendaknya dilakukan pemeriksaan EKG rutin untuk mengetahui kemampuan pompa jantung (frase ejeksi) . Dapat dilakukan pemasangan alat ICD (implantable cardiometer fibrillation) dapat menurunkan kejadian SCD secara bermakna. Alangkah baiknya anda secara rutin berkonsultasi dengan dokter anda. Jangan menunggu serangan mendadak tiba. Bergaya hidup sehat sejak kecil teramat penting untuk menghindari terjadinya penyakit yang bisa menjadi faktor resiko SCD. 

Script by dr. Patricia H. ©2012.03.10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

            

Need something

Creative Commons License
Paguyuban Lansia Santa Monica by DeeColoay is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.
Based on a work at stmonicahkyt.blogspot.com
.