Minggu, 22 April 2012

Pentingnya Pendidikan Seks


Pernahkah Anda mendapat pertanyaan”Mama.. berasal dari manakah aku?”. Atau “Mama mengapa dada mama lebih besar lebih montok daripada papa? “Mengapa perempuan menstruasi sedang laki-laki tidak?” dst…

Sebagai orang tua yang bijak tentu tidak sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sambil lalu atau menakut-nakuti anaknya . “Burung bangau membawa hadiah bayi bagi mama dan papa”. “Awas hati-hati itu kotor dan najis!”. dst.

Kata “SEKS” berasal dari bahasa Latin “SIX” yang berarti enam, yang dimaksud adalah perintah Allah ke 6 Gereja Katolik yang melarang seseorang berbuat zina. Karenanya seks dikonotasikan sebagai kegiatan hubungan kelamin antara dua manusia berbeda kelamin. Hubungan kelamin yang normal baru dapat dimulai pada masa adolensi (dewasa/matang), tetapi manifestasi seksualitas sudah dimulai sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan.

Memang tidak mudah membahas masalah seks pada anak-anak, berbenturan dengan kebudayaan “tabu”. Tetapi sejak dini anda dapat mengajarkan secara tidak langsung pendidikan seks supaya anak mendapat informasi yang benar dan tidak salah dalam pergaulan.

Sejak bayi bahkan sejak dalam kandungan, limpahan kasih sayang akan membuat bayi merasa nyaman secara emosional, juga fisik yaitu rasa nyaman dengan tubuhnya. Ketika memandikan bayi dengan lembut dan hati-hati

sehingga bayi tidak merasa sakit terutama pada bagian lipatan-lipatan tubuh dan alat kelaminnya, bila buang air kecil atau buang air besar segera membersihkan dan mengganti popoknya yang lembut dan hangat. Bayipun memasuki fase oral dimana senang berorientasi pada mulutnya, bibir sering mengulum, mengisap puting ibunya, apa-apa yang diraihnya dimasukkan kedalam mulutnya diisapnya digigitnya, bahkan jari-jarinya dimasukkan kedalam mulutnya, maka dengan mudah kita mengajarkan “kiss bye” pada anak 1 tahun. 

Ketika mendapati balita mengisap tangannya maka tariklah dengan lembut dan sebaiknya mengganti dengan empeng/dot dan jangan mengagetkannya dengan teriakan kasar, maka dari itu sebaiknya menyusui bayi sampai berusia 2 tahun. Berikutnya anak mulai suka bereksplorasi dengan alat kelaminnya (fase Anal), sebaiknya ketika memandikan si kecil kita mulai menjelaskan bagian-bagian tubuhnya serta organ-organ seksnya secara singkat.

Atau ketika adik lahir (yang berlawanan jenis) kita dapat memberitahu perbedaan lawan jenis, mengajarkan anak cebok, mengganti celana dalam, toilet training, jangan takut mengeluarkan B a B nya. Dan mulai timbul pertanyaan “adik dari perut ibu keluarnya lewat mana?” “Kenapa bisa ada adik di perut ibu?” Maka kita dapat menjelaskan bahwa caranya adalah ayah memasukkan benih dengan penis ke vagina ibu yang disebut hubungan intim suami istri yang hanya boleh dilakukan oleh pria wanita yang telah menikah.

Sebelum memasuki tahap remaja sebaiknya diterangkan mengenai pertumbuhan yang bakal dialami seperti dada semakin besar, timbulnya bulu ketiak dan sekitar alat kelamin, timbulnya menstruasi pertama beserta penjelasan memakai pembalut, menjaga kebersihan pada anak perempuan. Demikian juga untuk anak laki-laki, tentang badannya yang semakin kekar, timbul jakun, perubahan suara, bulu-bulu, kebersihan dirinya.

Jadi sangatlah penting berkomunikasi antar orang tua dan anaknya, sehingga anak mendapat bimbingan dan penjelasan yang benar.

Saat memasuki usia remaja, terjadi pematangan organ-organ seks, pematangan seks sekunder, mulailah timbul dorongan-dorongan seksual karena pengaruh pertumbuhan hormon-hormon secara keseluruhan pada tubuh remaja termasuk hormon seks, manusia mulai siap memasuki tahap reproduksi. Masa remaja sangatlah rentan karena masa peralihan dari kanak-kanak ke orang dewasa. Sering menimbulkan gangguan emosional, penuh mimpi-mimpi, mencari jati diri, mencari figure ayah atau ibu. Rasa ingin tahu yang besar mendorong remaja mencari informasi lebih lanjut tentang seks.

Disinilah pentingnya kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah untuk memberi bimbingan pada remaja sehingga tidak salah jalan. Menanamkan nilai-nilai moral, kerugian seks bebas, kerugian abortus dan pernikahan dini, juga penyakit kelamin dan AIDS.

Peran orang tua teramat penting dalam memberi penjelasan yang lebih lanjut, pertanyaan anak supaya dijawab dengan tepat tanpa terkesan porno. Ataupun di sekolah dapat diadakan sex education. Sehingga remaja tidak mendapatkan penjelasan yang salah dari pergaulan ataupun mencuri-curi dari sumber yang salah.

Penjelasan tentang libido (doronga seksual) yang mulai timbul berupa mimpi basah, penis ereksi pagi hari, menstruasi, jerawat, perasaan-perasaan romantic, ingin dibelai, ingin dicium atau mencium dst..

Berilah tuntunan cara-cara mengatasinya dengan berbagai kegiatan positif seperti berolah raga, olah seni drama, bela diri, kegiatan rohani, berdoa, kegiatan kepemudaan, kegiatan keilmuan, balajar bersama dst. Sehingga libido tersalurkan dengan baik dan anak dapat menjaga dirinya.

Tidak salah kalau mulai ketertarikan pada lawan jenisnya, namun tetap dalam pengendalian diri serta pengawasan orang tua tanpa menimbulkan trauma pada remaja. Pacaran sewaktu remaja boleh saja, namun terbatas, jangan melakukan ciuman, jangan melakukan hubungan intim suami istri atau seks bebas Karena akibatnya bermacam-macam merugikan diri sendiri dan masa depan suram. 

Akhirnya orang dewasa muda memasuki tahap pernikahan menjadi Pasangan Usia Subur yang siap berproduksi, siap melahirkan keturunannya. Maka para calon pengantin sebaiknya mengikuti Kurus Persiapan Perkawinan.

Dimana dijelaskan lebih lanjut tentang fisik dan psikologi wanita dan pria beserta cara-cara kontrasepsi yang aman yaitu Metode Ovulasi Billings. Sebaiknya hubungan intim suami istri menjadi semacam ritual didahului membersihkan badan, berdoa sehingga pasutri lebih menghormati pasangannya dan menghasilkan keturunan yang baik. Disini tidak menutup kemungkinan hubungan seks pada pasangan muda menjadi alat rekreasi menikmati kepuasan, maupun prokreasi menghasilkan keturunan.

Perlunya saling berkomunikasi antara suami istri sehingga didapatkan kesepakatan-kesepakatan dalam hubungan perkawinannya. Biasanya timbul masalah kesulitan berhubungan seks, ketidak puasan, kemandulan , frigiditas, impotensi. ejakuilasi dini dst yang harus dibicarakan mencari jalan keluarnya dengan baik. Bila perlu konseling dengan ahlinya.

Pada lansiapun tak kalah uniknya soal hubungan seks ini, biasanya mereka lebih mengerti tentang pasangannya karena sudah bersatu demikian lamanya. Namun dapat pula timbul masalah karena menopause pada wanita mengakibatkan berubahnya hormon-hormon sehingga terkadang melenyapkan libido, rasa sakit waktu bersanggama karena keringnya vagina bahkan menolak hubungan intim. Dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung estrogen alami seperti susu kedelai, tahu, tempe, terong-terongan ataupun dapat berkonsultasi dengan para ahli. Juga masalah gangguan berkemih dan pembesaran prostate pada laki-laki perlu ditanggulangi dengan benar. Sehingga hubungan intim sampai usia lanjut pun tak menjadi masalah.

Jadi pendidikan seks tidak hanya pada remaja tetapi mulai dari bayi dalam kandungan sampai lansia amatlah penting guna mencapai keluarga harmonis bahagia sejahtera.

Script by dr. Patricia H. ©2010.11.21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

            

Need something

Creative Commons License
Paguyuban Lansia Santa Monica by DeeColoay is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.
Based on a work at stmonicahkyt.blogspot.com
.