Selasa, 29 Mei 2012

Kebutuhan Anak dan Kesalahan Orang Tua


Membesarkan anak adalah pengalaman paling membahagiakan sekaligus menakutkan yang pernah dirasakan manusia. Membesarkan anak bukanlah suatu tugas yang mudah, bahkan pada masa kini dirasa makin sulit. Anak-anak tumbuh dalam suasana yang berbeda dengan orang tuanya dulu. Anak-anak sekarang menghadapi tekanan kelompok sebaya yang lebih kuat, lebih kompetitif dan stress emosional yang lebih dalam. Kemajuan tehnologi juga membuat orang tua terkadang gaptek dibandingkan anaknya. Namun anak mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, bila tidak dipenuhi maka perkembangan anak akan terganggu dan mencari pemuasan dengan cara yang salah bahkan mungkin menyakitkan, bisa menarik diri, reaksi melarikan diri, atau reaksi menyerang ke orang lain. 

Sebuah fenomena sosial di Jepang yang disebut “HIKIKOMORI” telah terjadi belakangan ini, yaitu gejala “pengasingan” dimana seorang anak dapat mengurung dirinya berjam-jam di kamarnya seorang diri dengan bermain game online tanpa ingat makan atau mandi apalagi belajar, bahkan yang lebih parah lagi seorang pemuda bertahun-tahun hidup sendirian dan tidak pernah mengadakan kontak dengan siapapun di lantai atas dan hanya disodori makanan oleh ibunya di depan pintu kamarnya yang tak berdaya membujuknya untuk keluar. 

Anak-anak membutuhkan perasaan berarti, merasa dihargai, dengan berbagai cara misalnya biarkan anak membantu pekerjaan rumah tangga, walau pada awalnya sering melakukan kesalahan tapi hindari ungkapan menyakitkan:”Kamu bodoh, begini saja tidak bisa!” dst. Perkenalkan anak pada orang lain, kerabat, teman2, dengan menyebut namanya dan menyuruh anak bersalaman dengan orang tersebut. Dengarkan pendapat-pendapat anak, beri kesempatan untuk memilih dan hormatilah pilihannya, luangkan waktu bersama anak-anak jangan mengabaikannya begitu saja walau anda lelah pulang dari bekerja, mempercayakan hal-hal seperti membeli kebutuhannya sendiri (sabun, buku dll) di toko maupun supermarket, mengelola uang jajan dengan memberi uang selama 1 minggu untuk jajan di sekolah dsb. 

Anak juga membutuhkan rasa aman, hubungan ayah ibu yang harmonis, cinta kasih yang terus menerus, kebiasaan rutin yang teratur, disiplin yang tepat, beri sentuhan, memeluk, mencium, menggandeng tangan dll sehingga anak mempunyai perasaan dimiliki. 

Kebutuhan untuk diterima amat penting, maka jangan mengritik anak terus menerus karena akan menciptakan perasaan gagal, ditolak dan tidak mampu. Membanding-bandingkan, berharap anak mencapai impian ortu, terlalu melindungi, akan menimbulkan perasaan tidak diterima. Terimalah teman2nya, dengarkan apa yang dikatakannya, biarkan anak tahu bahwa anda mencintainya, menginginkannya dan senang berada bersamanya. Anak juga butuh mencintai dan dicintai . 

Kelaparan emosional adalah sama bahayanya seperti kelaparan secara fisik (Dr. Spitz). Cinta harus diucapkan dan memerlukan tindakan, membangun hubungan terbuka dan nyaman, memahami pencarian anak atas identitasnya, mendengarkan walaupun rasanya terluka, mengakui manusia lebih penting dari benda, menyediakan waktu satu sama lain, bermain bersama, berdoa bersama. Kehausan untuk dihargai membuat anak butuh untuk dipuji. Memuji adalah awal yang indah tentang menyenangkan orang lain. Satu ons pujian akan memberi hasil lebih banyak dibandingkan satu ton sikap menyalahkan. Pujilah dengan tulus atas apa yang anak kerjakan dengan inisiatif sendiri, puji prestasinya. Namun anak-anak memerlukan batas, maka dalam membimbing harus ada disiplin, memberi pengajaran, mendidik dan melatih, mengembangkan rasa hormat kepada orang tua. Disamping etika, moral, juga spiritual anak perlu ditumbuhkan, anak juga membutuhkan Tuhan, pengetahuan tentang Sang Pencipta, siapa Tuhan, cinta, anugerah, pengampunan, penerimaan dan kebenaran firman Tuhan. 

Beberapa kesalahan orang tua, diantaranya adalah memanjakan anak, memberi materi berlebihan, membiarkan anak menguasai keadaan. Ajarilah anak berjuang, mengenali masalah dan menyelesaikan masalah dengan benar. Mengabaikan pasanganan demi melayani anak sepanjang hari juga merupakan hal yang salah, inti keluarga adalah pasutri itu sendiri harus harmonis dan bisa membagi waktu mana untuk pasangan mana untuk anak sehingga menjadi model bagi anak bila kelak mendapatkan pasangannya, pasangan yang bahagia. Memaksakan terlalu banyak kegiatan pada anak, les ini, les itu, latihan ini, latihan itu semata memuaskan keinginan orang tua akan membebani anak, maka sebaiknya diskusikan dulu minat sesuai bakat talentanya sehingga anak senang melaksanakan kegiatannya. Jangan mengabaikan kehidupan emosional atau spiritual, karena akan membuat arogansi, menganggap sikap rendah hati tidak penting, narsisisme,urus saja urusan anda saya urusin sendiri urusan saya, mengucilkan diri, skeptisisme, tidak mampu mengagumi menghargai hal yang tidak dapat dilihat, egosentris, ketidak mampuan mencintai atau merasakan empati dan belas kasih, ketidakberdayaan. Tanpa spiritualitas manusia akan patah semangat dan menyerah ketika terlalu banyak rintangan menghadang, ketidakmampuan merasakan hidup sepenuhnya. 

Mengembangkan pengendalian diri / kontrol diri –pengendalian dorongan hati dan penundaan kebutuhan anak sangatlah penting. Melalui percakapan pribadi ortu dan anak, mendidik anak mengendalikan diri terhadap keadaan2 atau kejadian2 yang dialaminya namun ortu juga harus menjadi teladan dalam bersikap, sehingga hidup anak terstruktur tidak kacau. 

Jangan pernah mengharapkan anak mewujudkan impian anda, karena minat dan bakat anak tidak selalu sama, menyadari hal ini akan menyelamatkan kehidupan anak anda dari stress yang dapat menimbulkan gangguan tingkah laku dan frustrasi pada anak yang akhirnya impiannya dan impian anda tak pernah terwujud selamanya, membuat kehidupan kacau balau. 

Inti dari semuanya adalah komunikasi yang penuh cinta kasih antara ortu dan anak. Cepatlah berbalik arah jika anda merasa salah jalan. Tidak ada kata terlambat. Be a wise and a good parents. 

Script by dr. Patricia H. ©2012.01.12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

            

Need something

Creative Commons License
Paguyuban Lansia Santa Monica by DeeColoay is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.
Based on a work at stmonicahkyt.blogspot.com
.