Senin, 28 Mei 2012

Mencermati "Pubertas Dini"


Sebagaimana kita ketahui bahwa pubertas merupakan periode ketika anak-anak mulai tumbuh menjadi dewasa dan matang secara sexual, dimana hipotalamus di otak memproduksi hormon gonadotropin yang merangsang produksi hormon sexual (estrogen pada wanita yang mematangkan sel telur dan testosterone pada laki-laki yang mengendalikan produksi sperma). Maka anak-anak akan mengalami perubahan fisik dan psikologis, dimana ukuran dan bentuk tubuh berubah perlahan-lahan menjadi seperti orang dewasa, tinggi dan berat badan meningkat pesat, pada anak perempuan tumbuh payudara, pinggul membesar, tumbuh bulu di ketiak dan pubis, bau badan berubah, timbul jerawat, mendapat haid/menstruasi pertama, pada anak laki-laki pembesaran testis, ereksi penis dipagi hari, suara menjadi berat, muncul bau badan tak sedap, bulu ketiak dan pubis, jerawat, pertumbuhan tinggi badan yang cepat. Umumnya pubertas pada anak perempuan terjadi pada umur 10 – 13 tahun, laki-laki 11- 14 tahun. Bila tanda pubertas datang lebih cepat, disebut pubertas dini (pubertas praecox/precocious puberty). 

10 tahun terakhir sudah mulai bermunculan keluhan orang tua yang anak perempuannya sudah mulai menstruasi pada usia 8 – 9 tahun, namun tahun-tahun belakangan ini bahkan ada yang usia 7 tahun sudah mendapat haid. Pubertas dini memang jarang disadari, kebanyakan orang tua berpendapat dengan gizi cukup baik maka perkembangan fisik anak bertambah pesat dan menganggap sebagai hal yang normal terjadi. Padahal pubertas dini memicu timbulnya gangguan kesehatan di kemudian hari. Tulang anak lebih cepat mengeras sehingga pertumbuhan tinggi badannya cepat terhenti. Resiko kanker payudara meningkat. Pada anak laki-laki meningkatkan resiko perilaku agresif, mudah marah dan hiperaktif. Mereka lebih cepat dewasa secara fisik namun tidak disertai perkembangan mental, terjadilah ketimpangan yang beresiko terjadi gangguan psikologis dan perilaku. Dengan cepatnya pertumbuhan fisik memicu produksi hormon yang memicu proses penuaan dini. Maka beresiko mengalami metabolic syndrome yang ditandai melonjaknya kolesterol, gula darah, tekanan darah, obesitas, gangguan jantung, stroke dll. 

Faktor pemicu pubertas dini adalah pola makan yang tidak seimbang, obesitas, paparan zat kimia, pengaruh lingkungan. Daging, susu, keju, makanan olahan/junk food/fast food pada umumnya mengandung kalori dan lemak yang tinggi. Bila sering dikonsumsi menyebabkan kelebihan berat badan, sel lemak memproduksi leptin sejenis protein yang merangsang produksi hormon pubertas. Waspadai kemasan makanan berbahan plastik lunak yang mengandung Bisphenol-A (BPA) pada botol dan dot bayi, juga phenois, phthalates,perfluorooctanic acid (PFOA) pada shampoo, cat kuku, lotion, parfum, wajan anti lengket. Bila setiap hari menggunakan wadah tersebut dapat memicu pubertas dini. 

Maka biasakan dengan pola makan sehat gizi seimbang (karbohidrat, protein, lemak, serat sayuran dan buah-buahan, vitamin dan mineral) dengan menu bervariasi setiap hari. Perhatikan cara mengolah makanan, lebih baik mengukus, menumis, membakar/panggang daripada menggoreng dengan minyak banyak /deep frying. Konsumsi buah dan sayur segar supaya enzym zat fitokimia yang terkandung didalamnya bekerja optimal membersihkan racun dalam tubuh. Kebiasaan pola makan sehat sebaiknya dimulai sejak dini bahkan sejak dalam kandungan dengan pola makan sehat sang ibu. Bergerak badan secara aktif, hindari kegemukan, hindari kripik, krupuk, kue berlemak, gorengan, gajih, santan kental, zat pewarna, soft drink, minum air putih 2 liter (8 gelas belimbing) minimal sehari. 

Bantulah anak memahami perubahan fisiknya dengan memberitahu dan membimbingnya dalam kebersihan dan menjaga bagian-bagian yang bersifat pribadi, tidak dengan cara menakut-nakuti sehingga anak dapat melewati masa-masa sulit tersebut dan menjadi dewasa dengan baik. Jadilah orangtua bijak dengan memberi perhatian dan kasih sayang namun tidak memanjakan berlebihan. 

Script by dr. Patricia H. ©2011.09.08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

            

Need something

Creative Commons License
Paguyuban Lansia Santa Monica by DeeColoay is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License.
Based on a work at stmonicahkyt.blogspot.com
.